Jumat, 03 Oktober 2014

kejadian unik saat proses penyembelihan hewan kurban


 Hari Raya Idul Adha memang identik dengan moment
penyembelihan hewan kurban. Namun, tahukah kalian
bahwa tidak semua penyembelihan itu berjalan dengan
lancar ?. ada saja hal-hal unik yang terjadi seputar
penyembelihan hewan kurban, mulai dari hewan yang susah mati, bahkan kawin sebelum disembelih !

mau tahu lebih lengkap hanya di www.ionthe.blogspot.com anda bisa menemukannya !!

1. Sapi Mati setelah 16 menit disembelih


DPP Partai Demokrat menyelenggarakan perayaan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban di Jl Tanjung Barat Raya, Jakarta Selatan. Namun, ada peristiwa unik ketika proses penyembelihan berlangsung. Pihak panitia kurban kesulitan ketika menyembelih sapi kurban milik Ketua Umum Partai Demokrat , butuh belasan orang untuk menjatuhkan sapi milik Anas tersebut.

Tidak sampai di situ, sapi berwarna cokelat itu tidak
kunjung mati usai disembelih panitia kurban. Selama 15
menit sapi itu masih meronta-ronta, meski lehernya nyaris putus.

Keadaan di lokasi pemotongan yang ramai sempat gaduh lantaran kejadian tersebut. “Yang memotong sapinya tidak profesional tuh,” celetuk salah satu penonton.

Berbeda dengan Anas, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga mempercayakan kurbannya di lokasi yang sama. Namun pemotong tidak kesulitan saat menyembelih sapi hitam milik Ibas.
Anas dan Ibas tidak hadir dalam acara pemotongan hewan kurban tersebut, sebab keduanya masih berada di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

2.Kambing Kawin sebelum dipotong

 

 ratna Listy mengungkapkan pengalaman uniknya saat
penyembelihan hewan kurban miliknya pada Idul Adha
beberapa tahun lalu. Artis asal Madiun itu tak bisa menahan tawa karena polah kambing miliknya sebelum dipotong.

Awalnya, presenter “Bedah Rumah” itu mengira kambing tersebut berlari karena ingin menghindar saat akan dipotong. Rupanya, kambing milik Ratna ini bermaksud kawin dengan kambing lain. Kejadian tak terduga itu spontan memicu gelak tawa orang-orang yang ikut menonton pemotongan.

3. sapi yang disembelih hidup lagi


 Pelaksanaan pemotongan hewan kurban di RT 29 Damai Balikpapan Selatan berlangsung unik. Panitia pelaksana Kurban mendapatkan tiga kali cobaan, pertama sapi yang sudah disembelih kemudian hidup lagi dan lari.

Kejadian kedua, panitia jari manis tangan kanan yang terjepit tanduk sapi hingga akhirnya putus setelah diamputasi.

Cobaan ketiga, sapi yang lepas saat hendak disembelih,
mengamuk dan menyeruduk kaca jendela rumah warga
sampai pecah. Pelaksanaan kurban di RT 29 Damai
berlangsung di pelataran masjid Al-Islah yang terbuat dari semen.

Ada 9 sapi yang dikurbankan. Saat pemotongan sapi
ketiga, berjalan lancar. Menggunakan tali, sapi dirobohkan, lantas disembelih menggunakan parang yang telah diasah hingga tajam.

Dalam sekejap, leher sapi itu diiris, darah segar mengalir deras disusul erangan sapi. Setelah disembelih, tubuh sapi itu digotong ke pinggir oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam panitia kurban. Warga sekitar termasuk anak-anak mendekat ke arah sapi yang telah dipotong namun tubuhnya masih bergerak-gerak sampai akhirnya benar-benar diam.

Tak disangka, tiba-tiba sapi yang lehernya telah dipotong dan siap untuk dikuliti itu berdiri, dan berlari ke arah kerumunan massa.

 “Awas sapinya hidup lagi. Awas,” jerit
seorang warga yang mengajak warga untuk menjauh. Anak- anak dan orang dewasa yang melihat sapi itu dari dekat berhamburan, lari tunggang langgang menjahi lokasi pemotongan. Sapi itu lari, sementara dari lehernya darah masih mengucur.

Hanya beberapa meter lari, sapi itu pun kelelahan hingga akhirnya roboh dan mati. Pemotongan hewan kurban dilanjutkan. Pada pemotongan sapi keempat, insiden kembali terjadi. Sapi yang telah berhasil dirobohkan mengamuk, disusul jerit kesakitan dari seorang panitia kurban. “Jari ku, aduh kejepit,” jeritnya. Ternyata jari manis tangan kanannya berada di antara tanduk dan balok pengganjal kepala sapi sehingga terjepit.

Sapi itu tak mau diam, tanduknya terus bergerak-gerak.
Kulit jari panitia malang itu terkoyak dan mengucurkan
darah segar. Tulang jarinya bahkan sampai terlihat jelas.

Setelah dibawa ke rumah sakit, panitia itu harus rela
kehilangan jari manisnya karena dokter memutuskan untuk mengamputasi. Cobaan tak hanya sampai di situ.
Pada pemotongan sapi kesembilan atau yang terakhir,
panitia kurban RT 29 Damai direpotkan dengan putusnya tali pengikat leher. “Talinya memang sudah tua sih mas,” aku salah seorang Panitia Kurban Masjid Al-Isah RT 29 Damai, Nur Hasan. Setelah tali putus, sapi itu pun mengamuk dan berlari sampai ke jalan.

Beruntung saat itu, arus lalu lintas tengah sepi karena pemotongan hewan kurban dilakukan usai Salat Jumat, sekira pukul 13.00 Wita.

Dua orang panitia kurban berlari mengambil tali panjang, mencoba mengingatkan tali itu ke leher sapi yang masih mengamuk. Walaupun berhasil diikat, sapi itu tetap mengamuk, menyeberang jalan berlari ke RT 30 Damai yang jaraknya sekira 50 meter dari RT 29 Damai. Di situ sapi menyeruduk kaca jendela rumah warga hingga pecah berantakan.

Selama 1 jam sapi itu terus berontak, sampai
akhirnya mulai kehabisan tenaga. Panitia kurban mengambil rumput dan dedaunan, memberinya makan sehingga kondisi sapi mulai tenang.

Begitu melihat kondisi sudah agak tenang, sapi itu ditarik hendak diarahkan kembali ke pelataran masjid Al-Islah. Ternyata sapi itu mengamuk lagi. Panitia akhirnya memutuskan sapi di sembelih di tanah lapang di RT 30 Damai. “Padahal waktu pemotongan dia tidak melihat sapi lainnya, kami pasang kain pembatas antara kandang dengan tempat penyembelihan,” terang Nur Hasan.

Dari pantauan Balikpapan Pos, kemungkinan hewan dalam kondisi stres. Walaupun tertutup, namun suara erangan sapi yang dipotong terdengar jelas, apalagi sapi yang mengamuk itu merupakan sapi yang kesembilan untuk dipotong.

Bisa jadi erangan sapi itulah yang membuat stres hingga
akhirnya mengamuk sampai tali pengikat putus. ”Sudah
hampir satu jam kami menenangkan sapi ini.

Sebenarnya kami mau bawa kembali ke masjid Al-Islah. Tapi situasi tidak memungkinkan, karena sapinya terus berontak. Kami tidak mungkin menggiringnya lagi hingga ke seberang jalan. Makanya kami sepakat menyembelihnya di lapangan kosong saja di RT 30 ini,” kata Hasan. Dia menandaskan, panitia kurban bersedia bertanggung jawab atas kerusakan yang diakibatkan oleh sapi mengamuk tersebut. Hasan memastikan, pihaknya akan mengganti kaca jendela rumah warga yang pecah tersebut.

4. sapi mengamuk ditembak polisi


Seolah tahu akan meregang nyawa karena di mata pisau jagal, kerbau kurban mengamuk sejadi-jadinya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, warga setempat meminta bantuan anggota polisi untum menembaknya.

“Warga terpaksa meminta bantuan polisi untuk
melumpuhkan kerbau kurban yang mengamuk, karena
membahayakan keselamatan mereka,”kata Suniar, warga Pesalakan Watu Belah Kabupaten Cirebon, Jum`at. Kerbau tersebut sempat mengamuk di perumahan Pamijahan dan melukai seorang anak, kata dia, warga semakin cemas karena kerbau terus mengamuk. Dia menyeruduk dan menanduk apa saja yang dia temui di depan mata.

Menurut dia, satu bocah terluka tandukan belum lagi
bangunan-bangunan yang diseruuduk dan rusak. Yayasan yang berkurban kerbau (yang kemudian ngamuk itu) berjanji akan menanggung semua biaya kerugian dan luka-luka.

Sementara itu Wartoyo, warga lain menuturkan, polisi
akhirnya turun tangan dan mencabut pistol. Dor! Satu peluru bikin kerbau ngamuk itu rontok. Begitu tumbang, kontan jagal beraksi disertai serangkaian doa singkat. Jadilah kerbau itu hewan kurban dalam arti
sebenarnya. setelah berhasil ditembak polisi, kerbau
tersebut langsung disembelih oleh panitia yang turut

mengejarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar